Perjalanan….

Ramai yang melakukan perjalanan di musim cuti sekolah. Walau untuk apa saja tujuan dan keadaan, perjalanan yang mengambil sempena musim cuti ini selalunya lebih banyak berbanding waktu biasa. Saya mendapat berita tentang perjalanan Ustaz Nik Abduh bersama isteri ke tanah suci untuk ibadat haji beberapa hari yang lalu…..semoga mendapat haji yang mabrur. Beberapa teman saya pula melakukan perjalanan bercuti bersama keluarga ke destinasi menarik di dalam dan luar negara. Dan ada juga berita yang saya terima tentang perjalanan beberapa kenalan yang meninggalkan dunia menuju ke persinggahan kedua . Semuanya melakukan perjalanan atas tujuan yang berbeza.

Memang benarlah kehidupan ini sebuah perjalanan. Ia perlu diteruskan selagi belum sampai kepada tujuannya.Dan Allah lah tujuan kita. Dari Allah kita datang, kepada Allah jua kita bakal dikembalikan. Semoga perjalanan bertemu Allah nanti adalah perjalanan yang dirahmati , diberkati lagi direhdhai.

Saya perlu mengemaskan segala keperluan untuk sebuah perjalanan esok hari. Kami akan pulang menziarahi keluarga saya di kelantan. Sudah lama juga saya tidak pulang dan saya rindukan keluarga dan kampung halaman yang sekian lama saya tinggalkan …. saya mengharapkan doa untuk selamat dalam perjalanan pulang dan selamat juga kembali ke sini.

Kalau ada sumur di ladang

Ingin saya menumpang mandi

Kalau ada keizinan Tuhan

ingin saya bertemu di sini lagi…


salam sayang utk semua kenalan saya dilaman maya…..saya sayang sungguh sebenarnya..


Muallimah Mahani

Nov 27  , 10:17 PM

Dakwah tidak dapat dipikul oleh orang manja

Oleh: Drs. DH Al Yusni

( tulisan ini saya jadikan entry kerana nilainya yang sangat tinggi sekurang-kurangnya utk diri saya sendiri….saya dapat rasakan ia tulisan yang sangat besar untuk pejuang yang amat kecil seperti saya ini.Mudah-mudahan setiap kali saya tatap tulisan ini saya mendapat ‘semangat perjuangan’ dari  penulis yg sangat besar jiwanya ini,  kerana  Saya rasa dia benar-benar menulis dari ‘jiwa’ nya . Ada sesetengah istilah Indonesia telah saya Malaysiakan untuk lebih mendatangkan faham)

Perjalanan dakwah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan rintangan berat.

ftime.jpgTelah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum kita yang merasakan manis getirnya perjalanan dakwah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap dakwah.

Cobalah kita tengok kisah Dzatur Riqa’ yang dialami sahabat Abu Musa Al Asy’ari dan para sahabat lainnya –semoga Allah swt. meridhai mereka. Mereka telah merasakannya hingga kaki-kaki mereka robek dan kuku tercopot. Namun mereka tetap mengharungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikitpun. Bahkan, mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanan dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini. Buat selamanya. Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan dakwah ini menjadi suri teladan bagi kita sekalian. Karena kontribusi yang telah mereka sumbangkan untuk dakwah ini tumbuh bersemi. Dan, kita pun dapat menuai hasilnya dengan gemilang. Kawasan Islam telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu kurnia yang Allah swt. berikan melalui kesungguhan dan kesetiaan para pendakwah terdahulu ini. Semoga Allah meridhai mereka.

Duhai saudaraku yang dirahmati Allah swt.

Renungkanlah pengalaman mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt. dalam surat At-Taubah: 42.

Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka, mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Mereka juga telah melihat siapa-siapa yang dapat bertahan dalam mengarungi perjalanan yang berat itu. Hanya kesetiaanlah yang dapat mengokohkan perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kesuksesan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan terdepan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran. Demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.

Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah swt.

Sebaliknya orang-orang yang lemah jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.

Penyakit wahan telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai risiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At-Taubah: 45-46)

Kesetiaan yang ada pada mereka merupakan indikasi kuat daya tahannya yang tangguh dalam dakwah ini. Sikap ini membuat mereka stand by menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bila ditugaskan sebagai prajurit terdepan dengan segala akibat yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya sekejap pun. Atau bila ditempatkan pada bagian belakang, ia akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah. Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw. dalam beberapa riwayat tentang prajurit yang baik.

Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.

Marilah kita telusuri perjalanan dakwah Abdul Fattah Abu Ismail, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikitpun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna orang yang sepulang dari tempatnya bekerja sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton. Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, ia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ia yang membukakan pintu gerbangnya.

Pernah ia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al-Ghazali. Melihat kondisi tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail pamit untuk ke kota lainnya. Karena keletihan yang dialaminya, Zainab Al Ghazali memberikan ongkos untuk naik taksi. Abdul Fattah Abu Ismail mengembalikannya sambil mengatakan, “Dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.” Zainab pun menjawab, Saya sering ke mana-mana dengan taksi dan mobil-mobil mewah, tapi saya tetap dapat memikul dakwah ini dan saya pun tidak menjadi orang yang manja terhadap dakwah. Karena itu, pakailah ongkos ini, tubuhmu letih dan engkau memerlukan istirahat sejenak.” Ia pun menjawab, “Berbahagialah ibu. Ibu telah berhasil menghadapi ujian Allah swt. berupa kenikmatan-kenikmatan itu. Namun, saya khawatir saya tidak dapat menghadapinya sebagaimana sikap ibu. Terima kasih atas kebaikan ibu. Biarlah saya naik kendaraan umum saja.”

Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.

Itulah contoh orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinannya terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah dipungkiri sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang yang beriman yang setia pada jalan dakwah berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)- mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)

Dengan janji Allah swt. tersebut, orang-orang beriman tetap bertahan mengarungi jalan dakwah ini. Dan mereka pun tahu bahwa perjuangan yang berat itu sebagai kunci untuk mendapatkannya. Semakin berat perjuangan ini semakin besar janji yang diberikan Allah swt. kepadanya. Kesetiaan yang bersemayam dalam diri mereka itulah yang membuat mereka tidak akan pernah menyalahi janji-Nya. Dan, mereka pun tidak akan pernah mau merubah janji kepada-Nya.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)

Wahai ikhwah kekasih Allah swt.

Pernah seorang pejuang Palestina yang telah berlama-lama meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk membuat mencari dukungan dunia dan dana diwawancarai. “Apa yang membuat Anda dapat berlama-lama meninggalkan keluarga dan kampung halaman?” Jawabnya, karena perjuangan. Dan, dengan perjuangan itu kemuliaan hidup mereka lebih berarti untuk masa depan bangsa dan tanah airnya. “Kalau bukan karena dakwah dan perjuangan, kami pun mungkin tidak akan dapat bertahan,” ungkapnya lirih.

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, belumlah seberapa. Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas pengorbanan waktu untuk dakwah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan dakwah. Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. Dan bentuk pengorbanan ecek-ecek lainnya yang telah kita lakukan. Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.

Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Kesabaran dan daya juang pendakwah yang tinggi merupakan kenderaan yang akan menghantarkan kepada kejayaan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.

A Trip To Langkawi

Lebih kurang 2 minggu yang lalu saya telah mengikuti satu rombongan ‘makan angin’ ke Langkawi. kalau tak silap ini adalah kali ke lima saya ke sana, kali kedua bersama pelajar dan yang selebihnya saya ke sana bersama keluarga.

Program makan angin ke Langkawi ini dikendalikan oleh pelajar perempuan tingkatan tiga yang seramai 23 orang dan diiringi oleh 4 orang muallimah. Program selepas peperiksaan PMR ini bertujuan untk memberi peluang kepada pelajar tingkatan 3 yang sebelum ini berhempas pulas dengan pelajaran dan peperiksaan mereka, untuk menikmati sedikit kerehatan di pulau yang indah itu. Selain menjamu mata melihat keindahan alam, mereka juga diharap dapat merasa insaf dan bersyukur dengan keindahan ciptaan tuhan dan kenikmatan yang dianugerahkan ini. Alhamdulillah, program ini berjalan lancar seperti yang telah dirancang.

Bagi saya pula, program bercuti kali ini masih tetap menyeronokkan walaupun sedikit penat kerana terpaksa memandu ke sana ke mari….letiiih.Saya rasa, keseronokan bercuti bersama anak-anak murid lain keseronokannya.Begitu juga bercuti bersama suami dan anak-anak lain pula rasa seronoknya. Malah seronok bercuti dengan rakan guru juga lain nilai keseronokannya. Pun begitu semuanya mempunyai nilai keseronokan yang tersendiri….

maka, nikmati rasa seronok anugerah Allah ini dengan rasa syukur di hati….Alhamdulillah

Keberkatan Ilmu (1)

Saya membaca buku 21 Rahsia Mendapat Keberkatan Ilmu beberapa bulan yang lalu. Saya percaya , dalam hal mendapatkan ilmu ini, keberkatan adalah suatu hal yang sangat dituntut supaya segala usaha dan implikasi dari urusan menuntut ilmu ini berjalan selari dengan tuntutan agama.

Saya terpanggil untuk menulis tentang keberkatan ilmu kerana terbayangkan pelajar-pelajar saya yang sedang berjuang berhempas pulas dengan peperiksaan spm mereka. Rata-rata mereka melahirkan rasa takut dan bimbang sekiranya tidak berupaya mendapat keputusan cemerlang dalam peperiksaan tersebut. Saya rasa amat memahami mereka kerana saya pernah melalui semuanya ….memang betol la, peperiksaan sesuatu yang sangat menakutkan.

Ramai pelajar, pendidik dan ibubapa bersungguh-sungguh mengejar ‘A’ dalam setiap peperiksaan yang diambil. Pelbagai buku kecemerlangan dihasilkan dan bermacam-macam usaha dilakukan bagi mengejar kecemerlangan dalam peperiksaan. Tidak cukup setengah hari persekolahan, disambung pula dengan kelas tambahan di waktu petang. Malah ramai juga yang melanjutkan waktu pembelajaran dengan menghadiri kelas tuisyen pada waktu malam. Dalam fikiran dan bayangan mereka tidak lain dan tidak bukan…semuanya ingin memperolehi ‘A’ dalam matapelajaran yang diambil. Jumlah A adalah tanda kecemerlangan. makin banyak A menandakan kehebatan. Terbanyak A adalah keunggulan dan menjadi tumpuan puji-pujian. Maka semua pihak berhabis-habisan bagi memastikan calon yang bakal menduduki peperiksaan menggapai paling banyak A nanti…..hmmm alangkah teruknya pendidikan untuk peperiksaan semata.

Namun, kecemerlangan yang hanya dalam peperiksaan akan melahirkan manusia yang cerdik tetapi hidup dalam kegelapan. Cemerlang dalam peperiksaan bukanlah jaminan bahawa mereka adalah orang yang boleh diharapkan untuk menjadi contoh teladan. Suasana sekarang membuktikan bahawa ramai yang mampu cemerlang dalam hal pelajaran tetapi runtuh dari sudut sahsiah dan kepribadian. Seorang penceramah yang pernah datang untuk satu sesi ceramah di sekolah saya,  pernah menggambarkan suasana kampus-kampus dan kolej pengajian tinggi di negara kita yang dihuni oleh pelajar-pelajar yang memiliki penampilan diri yang rendah. DDari soal berpakaian, berinteraksi dan berkelakuan ditempat awam jelas menunjukkan yang mereka seperti sudah hilang kewarasan.

Sebenarnya paling utama sebagai seorang pelajar, mereka mestilah berusaha mendapatkan keberkatan agar mampu benar-benar memperolehi kejayaan, kebahagiaan, kekuatan, kecemerlangan dan keredhaan. Pelajar yang memiliki ilmu yang penuh keberkatan akan memiliki sifat-sifat berwibawa, bertaqwa , menghormati guru dan ibu bapa. Menyayangi akan yang muda serta kuat bekerja untuk kebaikan ummah. Malah mereka amat istiqamah dalam ketaatan kepada perintah Allah dan mampu mengajak masyarakat kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran.

Kita dapat perhatikan dengan jelas bahawa pencapaian peperiksaan awam saban tahun semakin cemerlang. Peratus pencapaian “A”  dalam mana-mana mata pelajaran sering saja menunjukkan peningkatan. Namun demikian, masalah keruntuhan moral juga saban tahun makin ketara. Jenayah dan kebejatan hidup manusia semakin buruk. Agak aneh kerana manusia semakin mencapai ketinggian ilmu tetapi semakin hilang adab dan tatasusila. Bukan saja ditempat awam , malah di institusi keimuan seperti kolej dan universiti juga memiliki pelajar yang rosak moral. Pelajar-pelajar sekolah sekarang ini ramai yang sudah sudah tidak memuliakan guru dan menghormati ibubapa. mahasiswa pusat pendidikan tinggi terlibat dengan pelbagai masalah sosial. inilah antara petanda bahawa pelajar sudah semakin hilang keberkatan ilmu.

Sebagai muslim, kita ingin cemerlang di dalam pelajaran, tapi biarlah kecemerlangan itu diiringi dengan keberkatan dari Allah taala. Manusia yang sekadar cemerlang dalam hal pelajaran tetapi tidak dihiasi dengan iman dan taqwa kepada Allah, adalah tanda-tanda manusia yang hilang keberkatan dalam menimba pelajaran.

Doa Keberkatan Ilmu

Ya Allah aku berlindung dengan Mu daripada ilmu yang tidak diamalkan,
Aku berlindung dengan-Mu daripada ilmu untuk kemegahan.

Tuhan… Ilmu itu adalah cahaya penyuluh kehidupan. Jangan pula kehidupan orang lain tersuluh tapi kehidupanku gelap,
Di akhirat kelak menjadi hujah & saksi mengapa aku tidak amalkan.

Ya Allah aku memohon kepada-Mu betambah amalku,
Jangan sampai usahaku orang lain selamat & aku tidak,

Ya Allah aku berlindung dengan Mu daripada ilmu yang tidak diamalkan,
Aku berlindung dengan-Mu daripada ilmu untuk kemegahan
Tuhan… Ilmu itu adalah cahaya penyuluh kehidupan,
Jangan pula kehidupan orang lain tersuluh tapi kehidupanku gelap,
Di akhirat kelak menjadi hujah & saksi mengapa aku tidak amalkan,

Ya Allah aku memohon kepada-Mu betambah amalku,
Jangan sampai usahaku orang lain selamat & aku tidak,
Ya Allah aku berlindung dengan-Mu daripada ilmu untuk mujahadah
Serta membantuku untuk beribadah & bertaqwa

Ya Allah aku berlindung dengan-Mu jangan sampai ilmuku melaknatku
Semula kerana bermegah-megah & tidak amalkan,
Jadikanlah aku bertambah-tambah ilmu bertambah dekat dengan-Mu,
Bertambah ilmu bertambah ibadah & amalan,

Tuhan jadikanlah ilmuku boleh memimpin diri & orang lain,
Boleh menyuluh hatiku & menyuluh hati orang lain,
Seterusnya jadikanlah ilmu itu sentiasa memberi manfaat & syafaat
Amin Ya Rabbal Alamin..


Ketahuilah olehmu orang yang suka menuntut ilmu..

Sesungguhnya apabila tujuan engkau dalam menuntut ilmu untuk bersenang-senangan & bermegah-megahan & untuk mendahului kawan-kawan sesamamu, serta untuk mengarah muka manusia supaya merasa segan kepadamu, maka perjalanan engkau yang demikian adalah untuk meruntuhkan agama engkau, serta menjual akhiratmu dengan duniamu, maka perniagaan dan perdagangan engkau akan kerugian.


Begitu juga orang yang mengajar serta menolong engkau dalam membuat maksiat, tak ubah seperti penjual pedang kepada seorang perompak di tengah jalan, sebagaimana nabi bersabda: “Barangsiapa menolong orang membuat maksiat maka dia itu sekutu dengannya. Dan jikalau niat & tujuan engkau dalam menuntut ilmu untuk memperolehi hidayat daripada Allah S.W.T bukan semata-mata mencari riwayat, maka bergembiralah engkau, kerana bahasanya para malaikat membentangkan sayapnya untuk engkau, dan ikan-ikan di lautan meminta ampunan kepada Allah untuk engkau apabila engkau berjalan dengan keredhaan Allah.


( Imam al-Ghazali )

mereka sedang berjuang, tetapi kita ?

Di bumi ALlah, bertebaran para dai’e yang mengajak manusia agar kembali mengenal pencipta-Nya.

Di bumi yang bertuah ini, para pendakwah Islam yang ikhlas membenihi di dalam jiwa orang Islam mahupun yang bukan akan akhlaq-akhlaq yang baik. Ada di antara mereka tidak putus-putus mengajak mereka yang lupa dan alpa untuk kembali mengenal ALlah. Di ajar kembali bersyahadah, tahu tentang solat, apa itu puasa, apa itu ertinya sirah RasuluLLah.

Di waktu yang sedang berlalu ini, ada para pencinta di jalan ALlah yang menggalas di bahu-bahu mereka dengan tuntutan menuntut ilmu untuk memberi kefahaman kepada umat Islam. Ada di antara mereka yang terus membaca kitab-kitab susunan para ulamak, ada pula yang menulis tazkirah dan nasihat sebagai peringatan untuk diri mereka dan juga umat Islam umumnya. Ada pula yang menghafaz al Quran dan terus dihafaznya.

Di malam-malam yang menghening ini, masih ada lagi perindu yang merindui ALlah yang tidak betah untuk berdiri, rukuk dan sujud kepada-Nya. Lalu menadah tangan berdoa – agar umat Islam seluruhnya diselamatkan dari azab api neraka. Meminta-minta dengan penuh pengharapan sambil membiarkan air mata mengalir terus agar hidayah selalu diberikan tidak putus-putus. Semoga ALlah tetap memberikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.

Di perkampungan itu, walau dengan kepayahan, masih ada pejuang-pejuang Islam yang tetap menyebarkan Islam dengan azam yang kuat, bahu membahu antara satu dengan yang lain. Tetap senyum dan ceria menyampaikan ajaran Islam. Diajar cara berdoa, membaca al fatihah,

Para pejuang tidak mengenal penat dan lelah. Kesatuan memberikan mereka kekuatan. Ilmu yang ALlah beri menjadikan mereka lebih faham pentingnya mencari kesatuan dan bukan mencari ruang-ruang perpecahan.

Para pejuang itu, menghiasi diri mereka dengan akhlaq yang baik. Tidak merendah-rendahkan antara satu dengan yang lain apatah lagi ulamak yang sudah dikenali kesolehan dan warak mereka. Semakin ilmu bertambah, terasa benar banyak lagi kejahilan. Lalu semakin takutlah ia kepada ALlah. Semakin jelas pula pakaian taqwa pada dirinya.

Di saat-saat yang semakin penting ini, teringat pula.. apa amal jariah yang sudah dibawa sebelum menyinggah di alam baqa’… ALlahu ALlah…

http://jarumemas.blogspot.com

where is your grammar ..

semalam adalah kenangan
esok belum tentu dapat saya pastikan
biarpun apa saja yang saya rasakan..
semoga Allah memberi pimpinan…
saya sekadar seorang insan yang lemah….

Lemah dan sangatlah lemah sebenar-benarnya …. saya sering kalah … kalah sentiasa…ahhh saya ini.

itulah saya … banyak menyimpan cerita tewas…yang sebahagiannya terlalu perit utk terus dikenang,  tapi sayang pula utk dibuang….maka saya kendong jugak disepanjang perjalanan…
Dalam catatan diari lama
ada tertulis…..

ya Allah, aku tidak mengharapkan apa-apa keajaiban yang berlaku pada diriku ini…cukup Kau berikan aku kekuatan utk melakukan apa yang sepatutnya diriku lakukan…pimpinlah ya Allah ”

hehehe…jiwangnya…sebenarnya tiada kena mengena dgn apa yang saya nak cerita…..tapi dek kerana ada yang rasa saya ni ‘jiwang’….maka saya layan la sat….buat mukaddimah….

semalam seorang pelajar saya dari ting 5 bercerita…
kisah lucunya ketika ujian lisan bahasa Inggeris yang lalu.
katanya ” Muallimah, sebenarnya ana dah prepare topik yang ana nak cakap kat orang tu…ana pilih cerita bola sepak sebab itu je yang ana minat..puas ler ana menghafal cerita ana tu . Dengan seronoknya ana ceritakan tentang minat ana yg mendalam pada bolasepak, malah ana selalu menonton perlawanannya”…tetiba cikgu pompuan tu tanya kat ana  ” how often did you watch footbal match? ana jawab ” errr…suddently “…cikgu tu nampak terkejut  “pardon” katanya…..“errr suddently”...ulang ana lagi…beberapa kali dia tanya ana soalan sama dan ana tetap menjawab suddently“, at last dia sendiri yang jawab “did  you mean sometimes ?ooo yes ..yes sometimes... laaa  muallimah, ana lupa sungguh, memang nak sebut sometimes tapi ingat “S” jer…malunya ana...cik gu tu senyuuuumm jer…
keh..keh..keh tanpa niat nak mentertawakan dia, saya memang gelak sampai keluar ayaq mata…tak tertahan rasanya mendengar cerita haziq ni …sebagai guru, saya memang agak keterlaluan bila memberi respon dengan ketawa terhadap ceritanya . Dan dia macam bengang jugak bila saya gelak sakan padanya.  Lastnya saya cakap ” tak per ler…at least anta cuba…ok ler tu “

hehehe… tak mungkin saya ada perasaan merendah-rendahkan kemampuan bahasa Inggeris anak murid saya tu. Apatah lagi saya juga berkongsi kenangan suam tentang pengalaman dengan bahasa inggeris ni. Ketika di darjah empat, guru bahasa Ingeris saya berbangsa china …. paling manis dalam kelasnya ialah kami kerap diajar menyanyi …. dan satu lagu yang pernah kami nyanyi di kelas ialah sebuah lagu cinta ” DON”T CRY JONI “….errr saya nyanyi skit yer …..Jimmy please say you’ll wait for me….I’ll grow up someday you see ….saving all my kisses just for you….sign with love forever true... alaah camtu le lebih kurangnya….dah lupo keseluruhan lirik lagu cinta antara jimmy dan joni ni…tapi kisahnya sadis sungguh 😀

Tapi pun begitu, cik gu tu menggarapkan banyak pengajaran bermakna dari lagu  tersebut …termasuk tentang keadilan tuhan terhadap seseorang yang melukakan hati orang lain….

Tapi sebenarnya saya lebih terkenangkan cerita saya ketika di darjah empat bersama cik gu tu dahulu….dalam kelas bahasa inggeris ,teacher saya tu pernah bertanya kepada saya” hani where is your grammar ?“…dgn yakin saya jawab ” at home sir “…dia tergezut dan terus bertanya …” you suppose to bring it today as I did remind you yesterday ” katanya dengan nada suara yang lebih keras… ” err..she’s too old sir ” kata saya lagi… masa tu saya cuma nampak matanya sudah bulat penuh memandang saya, Eda Azura member disebelah kemudian berbisik kat saya ” weh dia tanyo buku grammar mung la , buke tanyo tok wo mung … grammar bukenyo grandma laah “…Eda yang memang terer bahasa inggeris tu menjelaskan kepada saya”  oooo….tu ko ??…telingo aku silap le ni.. maka saya pun terus keluarkan buku latihan grammar dari beg skolah saya … ntah ler….ngek betol rasanya masa tu…hehehe…

Seperti Haziq saya kira kita kena selamber kalo berdepan dengan situasi yang membuatkan perasaan kita rasa suaam jer…. malu ooo. Tapi nak buat camana, begitulah caranya kita melakar kenangan sekalipun keadaannya tidaklah seperti yang kita inginkan. Saya masih tetap ‘tergelak’ setiap kali terkenangkan cerita anak murid saya ini, dan masih tetap akan tergelak bila teringat kisah ‘grammar’ saya itu….ntah, saya rasa nak tergelak, tu jerrr…

Saya bilang sama anak murid saya, banyak pengalaman  yang buat kita rasa ‘bera’ jer masa zaman sekolah ni, tapi nanti akan jadi suatu kenangan yg manis bila kita dah tua esok. Sebab kenangan ni ….kekadang itulah  yang sungguh indah utk dikenang ….biar pun pahit dan tercalar rasa, kita mesti tabah mencipta kenangan. Saya rasa dalam banyak-banyak kenangan suram yang kita ada pasti  ada juga yang berkilau dengan ketawa ….. ‘where is your grammar ” adalah kenangan yg buat saya ketawa …. cuma …kalaulah teacher tu tanya  saya ” where is your grammar BOOK?… tentulah saya lebih faham rasanya…… aarrrghhh…teacher is always right …. saya le yang left…..thank you sir…